Selamat Datang

WELL COME TO BC' ZONE

Sabtu, 05 Februari 2011

Mendaki Puncak Mahadewi Rinjani (Part II)

Pemandangan Rinjani Dari pos 2


17 Agustus 2010, harusnya hari ini kami telah berada di puncak dengan ketinggian 3726 mdpl dan mengibarkan bendera Merah Putih. Tapi karena suatu keadaan kamipun masih berada di tengah perjalanan. Di sini di pos 2 kami masih dengan semangat yg menggebu, rasa penasaran, dan tekad yang kuat untuk menjejakan tapak kaki di puncak Rinjani. Pagi yang cerah, sinar mentari terasa hangat meskipun udara agak lembab. Senyum rekan se-tim pun terlihat merekah…
Foto-foto di pos 2
Jarum jam telah menunjuk kearah angka tujuh, kami menyiapkan sarapan, karna hari ini kami masih butuh energi ekstra untuk melanjutkan pendakian. Jalur pendakian Sembalun dikenal sangat panas pada siang hari karna disini Savana terhampar luas, hanya seperempat perjalanan yg melewati pohon-pohon rimbun. Memasak nasi, kornet, sosis, dan membuat minuman hangat seperti kopi dan teh, kami semua berbagi tugas. Sembari menunggu makanan siap sebagian ada yg packing tenda.  Setelah perut terisi makanan, seperti biasa kita menghisap asap tembakau sambil bersenda gurau…
09.15 WITA, Diawali dengan do’a dan foto-foto  kami telah siap untuk melanjutkan pendakian. Kami terus berjalan sambil memanjakan mata,  sungguh pemandangan yg tidak biasa bagi yg baru pertama kesini. Hamparan hijau savana terlihat menyelimuti bukit-bukit disini. Sempat terucap rasa syukur di benak ku, lalu terbesit tanya “Apalagi yg akan ku saksikan di atas kelak…? Semoga lebih dari sekedar keindahan…! ”   
Pemandangan Savana di Jalur Sembalun
* tersenyum dengan langkah semakin cepat seakan tak sabar untuk melihat keindahan selanjutnya*
Melewati Savana

















Pos 3
Sekitar pukul 12 lewat kami tiba di pos 3. Disini kami bertemu dengan pendaki-pendaki lainnya. Ada pendaki dari luar negeri dan pendaki domestik. Karna sudah waktunya makan siang kami bergegas mengeluarkan peralatan masak dan makan.  Kami sempat bertukar makanan dengan pendaki asal Bandung , *aduuuhh saya lupa namanya*… 
Dan kami mulai mengakrabkan diri. Rupanya Si pendaki ini adalah seorang jurnalis. Kamipun sempat di foto dengan kamera yg ia bawa.
*hehehe… siapa tau kalo beruntung nanti di masukin di majalah katanya….*



Selesai makan kita lanjut lagi…  Mulai dari pos 3 ini kami sering sekali bertemu dengan pendaki luar  kamipun menyapa mereka dengan sedikit gurauan. *maklumlah speak English kami “little-litle i can” hahahah…*      
Foto bareng Pendaki Luar
Setelah pos 3 ini kita akan menemukan dua jalur pendakian.
Jalur pertama adalah jalur penyesalan, mengapa dinamakan demikian? Karna jalur ini rupanya hanya memutar jika telah melewatinya dan melihat kebawah, jarak kita dari tempat pertama jalur ini tidak lah jauh. Namun karna memutar kita merasa menyesal. Kelebihan dari jalur ini track nya lebih landai. Tetapi jalur penyesalan ini sekarang sudah jarang dilewati oleh pendaki.
Jalur kedua adalah jalur penyiksa’an, mungkin karna tracknya terus menanjak dan agak curamlah jalur ini di namakan jalur penyiksa’an. Kami melewati jalur penyiksa’an. Alhasil benar ternyata, jalur ini cukup menyiksa kami dengan track menanjak dan teriknya sinar matahari membuat langkah terasa berat. Namun itu semua takkan menyurutkan Semangat dan Tekad kami kawan……!!!!
Tepat pada pukul 15.45 WITA kami sampai di pelawangan sembalun.       Subhanallahhh…….  Pemandangan yg kami saksikan benar-benar luar biasa, danau berwarna biru kehijauan di atas ketinggian 2000 mdpl… Selama ini mungkin kami hanya tau nama dan hanya bisa melihat foto danau Segara Anak, rupanya Ia lebih cantik Aslinya dibanding dengan yg di foto   *emang cewek…??? hehehe*
Disini kami berehat sejenak memakan roti sambil menikmati pemandangan yg menakjubkan ini. Agak santai karena tempat mendirikan tenda hanya berjarak kurang lebih 300 langkah lagi. Setelah puas menikmati pemandangan kamipun menuju tempat yg dimaksud. Ternyata disini telah ramai, telah banyak tenda yg berdiri. Semuanya kurang lebih ada sekitar 17 tenda dan semuanya adalah pendaki luar. Meskipun begitu kami masih dapat mendirikan tenda, hanya saja tempat strategis tak kami dapatkan. Berbagi tugas seperti biasanya… Memasak, mencari air, dan mendirikan tenda.
Suasana Pelawangan Sembalun
Setelah semua beres, tiba waktunya bersantai sambil menunggu sunset dari arah barat. Dari sini tampak gunung Agung di Bali, agak samar tertutup awan. Dan kamipun bertemu  tim pendaki domestic dari Jakarta, Palada dari Ukrida. Sebelumnya kami telah bertemu dengan mereka pada saat di stasiun banyu wangi dan satu kapal saat menyebrang ke Bali. Senja telah usai, mataharipun ditenggelamkan di ufuk barat, malam…    Kami mulai mengatur posisi di dalam tenda, untuk segara istirahat dan terlelap. Karna dini hari sekitar pukul satu pagi kami akan melakukan Summit Atack…

Menunggu Sunset
Menikmati sunset dari Pelawangan Sembalun




3 komentar:

  1. LESTARI!!!

    Pengen lewat savana.
    Pengen jingok sunset.
    Pengen ikut berpetualang selanjutnya...

    ......BC BC BC.......

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. LESTARI....!!!


    Lanjutkan perjuanganmu Saudara-Saudariku...

    :D

    BalasHapus

Satu kata penuh makna untuk kita...